Langsung ke konten utama







Negeriku Menangis
Aku tak bisa lagi melihat nasionalis,
Aku tak bisa lagi melihat patriotis, dan
Aku tak bisa lagi melihat humanis...

Bila mana 45 kau gengam dengan tragis
pancasila kau langkahi bersama bayang-bayang kelabu bersipu amis
darah dan tulang belulang kau soroti sebagai paradigma apatis
hanya duri sepekulasi, eksploitasi kau bumbui bersama tradaisi keji bak manis.
     
tiada bisa kurangkai kata-kata mereka
kata, yang disebut indoneisa.
sekali ku cari amanahnya mengapa kutemui bencananya.
         Ini negeri beneran atau negeri bohongan?
  
Bagaimana kau menyruhku untuk  memamhami negeri ini
Sedang kau tak memahami negerimu sendiri
Kau suruh aku tawakal dan bertasbih
Namun kau bermain akal tiada kenal letih..

Siang malam ku dekap
Kuceritakan kisah dimalam ini untuk pertemuan siang nanti
Sekedar menguraikan konstitusi dikegelapan mata babi.
      Prositusi sebagai ritual malam
     Mewarnai sepanjang jalan membisukan harapan nan bernuansa kelam
     Ejaan hitam menjadi sebuah keindahan.

Bukankah ini negeri harapan
Yang terbangun dengan tangisan bukan senyuman.
                                                                                     
                                                                                        IMABA jkt: Masudi Bayz
                                                                                             15 November 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Zamahksyari Tafsir al-Kasysyaf Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Membahas Kitab Tafsir Dosen pembimbing Jauhar Azizy. MA Di susun oleh Mas’udi     ( 111303 4000 1 73 ) PRODI TAFSIR HADIST FAKULTAS USHULUDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 201 5   BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang   Upaya untuk menghasilkan pemahaman dan penjelasan terhadap al-Quran dengan menggunakan metode tertentu atau yang dikenal dengan tafsir merupakan sesuatu yang selalu terbuka untuk dikembangkan karena ilmu tafsir sendiri termasuk rumpun ilmu yang belum matang. Fakta historis juga menunjukkan bahwa tafsir selalu berkembang seiring dengan derap langkah perkembangan peradaban dan budaya manusia. Adapun produk-produk penafsiran al-Quran dari generasi ke generasi memiliki corak dan karakteristik   yang berbeda, hal ini disebabkan adanya perbedaan situasi ...

Puisi "Sampai Pada Akhirnya Berpisah" Masudi Bayz

“Sampai pada akhirnya berpisah” Awalnya aku datang hanya sebatas pertemuan biasa Menebarkan puing kasih cinta juga senyum sederhana Diam-diam waktu hadir begitu saja dengan sangat istimewa Detik waktu terus berputar Berjalan membisikkan hari agar tak pudar Senyum, canda, tawapun kau hadirkan bersama keihlasan penuh ketulusan Memberikan hiasan bak madu yang terus bergelora dikala lebah mulai kehausan Di saat itu aku mulai mengukir                                                         Perjalanan kehidupan Berbagi kisah dengan seuntaian kebahagiaan Memberikan risalah baru akan keabadian Walau aku tahu.... Kesegaran bunga dipagi hari akan layu Serpihan semilir akan membisu hijaun...

Puisi Kenangan cinta Masa lalu

Puisi Masudibayz- Kenangan cinta masa lalu                            Puisi kenangan cinta masa lalu Kenangan Cinta Massa lalu   Cinta sempat kutitipkan hatiku bersama bayangmu Dimusim bunga pagi yang mudah terhenyut dengan sapaan embun Dimana masa hanya menyisakan tiga tahun Untuk memancarkan   cahaya cinta Cahaya yang membuka mata batinku Sekedar bercumbu dipijakan risalahmu   Kucoba dalam demensi waktu itu memutar makna kehidupan Kupahami celahmu dengan citra batin putih haluan nafasku Disaat itu aku mulai belajar mengeja cinta dalam namamu Merintis harapan meneguhkan keyakinan Bahwa kau adalah kekasihku   Harapan masih kusikapi akan ada jawaban    Bait-bait cinta tertulis Tersimpan disetiap sudut alam semesta ini Dedaunan, ...