Langsung ke konten utama

Masudi bayz Curhat pada Tuhan







Curhat pada Tuhan


Tuhan, aku bukan lagi aku
Bila wujud ku menyerupai yang lain
dengan gaungan yang mencekam

Dengan segenap peraduan
Bila aku bersembunyi dibalik sayap-sayap
yang lemah yang tak mampu mengibarkan sayap
atas terpaan emosi semilir yang menghujat
diantara batin yang lahir
maka tamatlah riwayatku sebagai titah keruh 
yang mengalir diatas ruang yang menari
hanya dalam bayangan bukan pada kenyataan
Tidak semestinya aku
ditakdirkan untuk menjadi diriku

Tetapi Tuhan, jika aku terus-terusan
memaksakan memahami diriku
maka aku tidak akan mengenali dunia lain

Tuhan aku butuh nafas baru
untuk menelanjangi dunia-Mu
Namun pada prinsipku

Tuhan, inikah basa-basi-Mu
mengajarkanku menghadapi lirik fatwa-Mu.?
Atau inikah cara-Mu mempermainkan aku
sebagai makhluk yang bodoh
yang berdiri dalam kebisuan
agar aku bertikai sebagai khalifah
yang kau maksudkan

Tuhan, begitu banyak kegagalan dan
persoalan yang kau berikan
Namun kau juga belum memberikan kunci jawaban

Atas nama-Mu dan aku
Maka berilah jalan terbaik Mu
Agar aku dapat berjalan sebagai jiwaku diatas jalan-Mu

Sabtu 17-12-2016
Jm 03:50 di kosan ciputat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Kenangan cinta Masa lalu

Puisi Masudibayz- Kenangan cinta masa lalu                            Puisi kenangan cinta masa lalu Kenangan Cinta Massa lalu   Cinta sempat kutitipkan hatiku bersama bayangmu Dimusim bunga pagi yang mudah terhenyut dengan sapaan embun Dimana masa hanya menyisakan tiga tahun Untuk memancarkan   cahaya cinta Cahaya yang membuka mata batinku Sekedar bercumbu dipijakan risalahmu   Kucoba dalam demensi waktu itu memutar makna kehidupan Kupahami celahmu dengan citra batin putih haluan nafasku Disaat itu aku mulai belajar mengeja cinta dalam namamu Merintis harapan meneguhkan keyakinan Bahwa kau adalah kekasihku   Harapan masih kusikapi akan ada jawaban    Bait-bait cinta tertulis Tersimpan disetiap sudut alam semesta ini Dedaunan, ...

Puisi "Sampai Pada Akhirnya Berpisah" Masudi Bayz

“Sampai pada akhirnya berpisah” Awalnya aku datang hanya sebatas pertemuan biasa Menebarkan puing kasih cinta juga senyum sederhana Diam-diam waktu hadir begitu saja dengan sangat istimewa Detik waktu terus berputar Berjalan membisikkan hari agar tak pudar Senyum, canda, tawapun kau hadirkan bersama keihlasan penuh ketulusan Memberikan hiasan bak madu yang terus bergelora dikala lebah mulai kehausan Di saat itu aku mulai mengukir                                                         Perjalanan kehidupan Berbagi kisah dengan seuntaian kebahagiaan Memberikan risalah baru akan keabadian Walau aku tahu.... Kesegaran bunga dipagi hari akan layu Serpihan semilir akan membisu hijaun...

Puisi Negeriku Menangis

Puisi Negeriku menangis; Oleh masudibayz              "Negeriku Menangis" Aku tak bisa lagi melihat nasionalis, Aku tak bisa lagi melihat patriotis, dan Aku tak bisa lagi melihat humanis... Bila mana 45 kau gengam dengan tragis pancasila kau langkahi bersama  bayang-bayang kelabu bersipu amis darah dan tulang belulang kau soroti  sebagai paradigma apatis hanya duri sepekulasi, eksploitasi kau bumbui  bersama tradaisi keji bak manis. tiada bisa kurangkai kata-kata mereka kata, yang disebut indoneisa. sekali ku cari amanahnya  mengapa kutemui bencananya. Ini negeri beneran atau negeri bohongan? Bagaimana kau menyruhku untuk     memamhami negeri ini Sedang kau tak memahami negerimu sendiri Kau suruh aku tawakal dan bertasbih Namun kau bermain akal tiada kenal letih.. Siang malam ku dekap K...