Langsung ke konten utama

Puisi ;Hadrinya Ramadhan

Puisi Masudibayz




              "Hadrinya Ramadhan"

Pusi-Masudibayz 

Ramadhan....  Sahru Al-siyam....

Senyuman datang 

hadirkan kedamaian

Pintu kebatilan terdobrak

 kalam penyucian ....

إِذَا جأرمضان ...........                   

Segelintir air mata berdatangan

Fatwa keagamaan berhembusan

Tanah tangan kosong 

mulai berjajaran

Menghalang kesunyian

 bersama harapan dimasa depan

 

Jilat menyulap, putih berharap


فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجنة.......                                    

Dibukalah pintu-pintu surga

Dengan kata-kata yang 

bertajub “RAMADHAN”

Indah, wibawa , manja, mutiara,

 juga berkah...

Bulan bersejarah,, penuh barokah....

 

وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النار........      وصفّدت الشَّيَاطِينُ          

Tertutuplah pintu-pintu neraka

Kabur tak teratur, tanpa terhibur, terkubur...

Bola mata-mata hitam menggaung

Ramalan hayat mantra-mantra merah

 memudar,, hilang terbakar ...


Ramadhan.....

Aku sembut engkau dengan senyuman ....

إِذَا جأرمضان ...........                   

Bulan-bulan kuracuni

Resah, payah, gundah kujubahi

Karang-karang kulangkahi 

bersama benang mirah

Lelah bercorak amarah berdaya pasrah...


وصفّدت الشَّيَاطِينُ..........             

Syaitan-syaitan terbelenggu senja bulan

Hanya rayap kecil berbisik

 menyulam daya umat-umat....

Kalimat suci terucap disetiap putaran tasbih

Berharap noda terdengar bersih...


      Ramadhan ........ syahru al-siyam....

Hadirmu,  senyumku

Pergimu risalahku

     


                                                                                                            Ciputat, 19 juni 2015


                                                                                                             Bascemp imaba Jkt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Kenangan cinta Masa lalu

Puisi Masudibayz- Kenangan cinta masa lalu                            Puisi kenangan cinta masa lalu Kenangan Cinta Massa lalu   Cinta sempat kutitipkan hatiku bersama bayangmu Dimusim bunga pagi yang mudah terhenyut dengan sapaan embun Dimana masa hanya menyisakan tiga tahun Untuk memancarkan   cahaya cinta Cahaya yang membuka mata batinku Sekedar bercumbu dipijakan risalahmu   Kucoba dalam demensi waktu itu memutar makna kehidupan Kupahami celahmu dengan citra batin putih haluan nafasku Disaat itu aku mulai belajar mengeja cinta dalam namamu Merintis harapan meneguhkan keyakinan Bahwa kau adalah kekasihku   Harapan masih kusikapi akan ada jawaban    Bait-bait cinta tertulis Tersimpan disetiap sudut alam semesta ini Dedaunan, ...

Puisi "Sampai Pada Akhirnya Berpisah" Masudi Bayz

“Sampai pada akhirnya berpisah” Awalnya aku datang hanya sebatas pertemuan biasa Menebarkan puing kasih cinta juga senyum sederhana Diam-diam waktu hadir begitu saja dengan sangat istimewa Detik waktu terus berputar Berjalan membisikkan hari agar tak pudar Senyum, canda, tawapun kau hadirkan bersama keihlasan penuh ketulusan Memberikan hiasan bak madu yang terus bergelora dikala lebah mulai kehausan Di saat itu aku mulai mengukir                                                         Perjalanan kehidupan Berbagi kisah dengan seuntaian kebahagiaan Memberikan risalah baru akan keabadian Walau aku tahu.... Kesegaran bunga dipagi hari akan layu Serpihan semilir akan membisu hijaun...

Puisi Negeriku Menangis

Puisi Negeriku menangis; Oleh masudibayz              "Negeriku Menangis" Aku tak bisa lagi melihat nasionalis, Aku tak bisa lagi melihat patriotis, dan Aku tak bisa lagi melihat humanis... Bila mana 45 kau gengam dengan tragis pancasila kau langkahi bersama  bayang-bayang kelabu bersipu amis darah dan tulang belulang kau soroti  sebagai paradigma apatis hanya duri sepekulasi, eksploitasi kau bumbui  bersama tradaisi keji bak manis. tiada bisa kurangkai kata-kata mereka kata, yang disebut indoneisa. sekali ku cari amanahnya  mengapa kutemui bencananya. Ini negeri beneran atau negeri bohongan? Bagaimana kau menyruhku untuk     memamhami negeri ini Sedang kau tak memahami negerimu sendiri Kau suruh aku tawakal dan bertasbih Namun kau bermain akal tiada kenal letih.. Siang malam ku dekap K...